Stabilitas Sistem Keuangan Dan Peran Bank Indonesia Dalam Ilmu Ekonomi Lengkap

Stabilitas Sistem Keuangan
PERAN BANK INDONESIA

Bank Indonesia memiliki tanggung jawab tiga kali lipat sebagai otoritas moneter dan otoritas pengatur dan pengawas untuk sistem perbankan dan sistem pembayaran. Dengan demikian, tugas terpenting BI tidak hanya untuk menjaga stabilitas moneter, tetapi juga stabilitas sistem keuangan. Apa pun yang dapat dicapai BI dalam stabilitas moneter tanpa stabilitas sistem keuangan yang sepadan akan memiliki nilai kecil dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan ibarat dua sisi mata uang yang sama. Stabilitas moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan. Sebaliknya, stabilitas sistem keuangan adalah pilar kebijakan moneter yang efektif. Sistem keuangan menyediakan saluran untuk transmisi kebijakan moneter dan ketidakstabilan sistem keuangan akan mencegah transmisi kebijakan moneter beroperasi secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan berdampak pada stabilitas sistem keuangan, karena sistem keuangan tidak akan dapat beroperasi secara efektif. Ini adalah latar belakang dimasukkannya stabilitas sistem keuangan dalam tanggung jawab Bank Indonesia.

Dengan demikian, apakah peran Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas sistem keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama:

Pertama, Bank Indonesia menjaga stabilitas moneter melalui penggunaan suku bunga dalam operasi pasar terbuka, sementara juga menggunakan instrumen lain. Bank Indonesia dituntut untuk menetapkan kebijakan moneter yang tepat dan seimbang. Alasannya adalah setiap gangguan terhadap stabilitas moneter memiliki dampak langsung pada semua aspek ekonomi. Kebijakan moneter ketat yang diterapkan melalui suku bunga tinggi akan cenderung menghambat aktivitas ekonomi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah mengadopsi kebijakan yang dikenal sebagai kerangka penargetan inflasi.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran penting dalam membangun kinerja yang sehat dari lembaga keuangan, khususnya di sektor perbankan. Kinerja lembaga perbankan dipromosikan melalui mekanisme pengawasan dan pengaturan. Seperti di negara lain, sektor perbankan memainkan peran dominan dalam sistem keuangan. Untuk alasan ini, kegagalan apa pun dalam sektor ini dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan dan gangguan ekonomi. Untuk mencegah kegagalan tersebut, penting untuk menjunjung sistem yang efektif untuk pengawasan bank dan kebijakan perbankan. Selain itu, disiplin pasar harus beroperasi melalui pengawasan dan kekuatan pengaturan, serta penegakan hukum. Bukti menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar mendapat manfaat dari stabilitas sistem keuangan yang kuat. Tindakan penegakan hukum juga dimaksudkan untuk melindungi sistem perbankan dan pemangku kepentingan sambil meningkatkan kepercayaan pada sistem keuangan. Untuk membangun tingkat stabilitas yang stabil di sektor perbankan, Bank Indonesia telah mengembangkan Arsitektur Perbankan Indonesia dan merencanakan pelaksanaan Perjanjian Basel II.

Ketiga, kekuatan Bank Indonesia termasuk pemeliharaan sistem pembayaran yang kuat. Kegagalan untuk menyelesaikan oleh salah satu peserta akan menyebabkan risiko serius gangguan dalam sistem pembayaran. Ini bisa memicu penularan dan pada gilirannya risiko sistemik. Untuk memitigasi risiko ini dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia telah mengembangkan kerangka peraturan khusus dan meluncurkan mekanisme baru untuk operasi sistem pembayaran. Salah satu dari mekanisme ini adalah sistem Real Time Gross Settlement (RTGS), yang menawarkan keamanan dan kecepatan transaksi sistem pembayaran yang jauh lebih baik. Dalam posisinya sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia juga memiliki akses ke informasi dan keahlian yang diperlukan untuk mengidentifikasi potensi risiko dalam sistem pembayaran.

Keempat, Bank Indonesia mampu memanfaatkan kemampuan penelitian dan pemantauannya untuk mengakses informasi tentang ancaman terhadap stabilitas keuangan. Bank Indonesia menggunakan pemantauan makroprudensial untuk memantau kerentanan di sektor keuangan dan mendeteksi potensi guncangan yang dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan. Indikator-indikator ini telah dikembangkan di BI, menggunakan kemampuan penelitian in-house. Informasi yang dihasilkan oleh pemantauan ini kemudian digunakan untuk menghasilkan rekomendasi untuk menginformasikan keputusan oleh pihak berwenang terkait pada tindakan yang paling tepat untuk menangani gangguan di sektor keuangan.

Kelima, Bank Indonesia mengoperasikan jaring pengaman sistem keuangan di bawah fungsi lender of the last resort (LoLR) bank sentral. Fungsi LoLR adalah peran tradisional yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam manajemen krisis dengan tujuan utama mencegah ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi LoLR termasuk penyediaan likuiditas dalam kondisi normal dan krisis. Dukungan ini diperpanjang hanya untuk bank-bank yang menghadapi masalah likuiditas yang berpotensi memicu krisis sistemik. Dalam kondisi normal, fungsi LoLR dapat beroperasi untuk bank yang mengalami ketidakcocokan likuiditas sementara, yang masih harus memiliki kemampuan pembayaran yang memadai. Dalam menjalankan fungsi LoLR, Bank Indonesia harus menghindari bahaya moral. Untuk alasan ini, likuiditas hanya dapat diberikan di bawah persyaratan ketat dan tunduk pada penilaian risiko sistemik.

0 Response to "Stabilitas Sistem Keuangan Dan Peran Bank Indonesia Dalam Ilmu Ekonomi Lengkap"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel