Sejarah Keberadaan Gereja di Indonesia - Tempat Ibadah Orang Kristen

Keberadaan sejarah Gereja di Indonesia - Tempat Ibadah Orang Kristen
Gereja di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu Gereja Katolik dan gereja-gereja Kristen. Gereja-gereja Kristen di Indonesia, terlepas dari kenyataan bahwa agama Kristen itu sendiri adalah agama minoritas, yang diharapkan akan dimulai pada abad ke-12, di mana orang-orang Kristen di Mesir mencatat bahwa ada beberapa gereja Kristen yang didirikan di Barus, pantai barat Sumatera bagian utara yang merupakan pos perdagangan sering dihadiri oleh pedagang India dan karena itu terkait dengan Saint Thomas Christian di India. Meski begitu, tidak ada bukti bahwa Kristen tidak pernah tiba sebelum kedatangan para pedagang Portugis pada abad ke-16. Untuk Gereja Katolik, mulai muncul juga pada awal abad ke-14, melalui misi Katolik Roma untuk mencapai Indonesia yang dipimpin oleh Mattiussi yang mengunjungi Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin.

Perkembangan awal Gereja di Indonesia
     Sejarah munculnya gereja-gereja di Indonesia dalam hal Kekristenan dimulai ketika Portugis tiba di Kesultanan Malaka yang telah menjadi Malaysia pada tahun 1509 untuk mencari kekayaan yang mereka miliki. Awalnya, hubungan mereka berjalan dengan baik sampai ada subordinasi Goa dan beberapa konflik antara Muslim dan Kristen yang menyebabkan klan Muslim di Malaka berpendapat bahwa kedatangan orang Kristen Portugis hanya akan membawa masalah bagi mereka. Yang memperparah insiden ini adalah penaklukan Malaka, di mana insiden itu dinilai sebagai titik balik yang membuat seluruh Muslim Malaka menciptakan sentimen Kristen melawan Portugis. Perlawanan juga datang dari umat Islam di Aceh, dan juga Kekaisaran Ottoman. Meskipun Portugis berhasil membangun beberapa gereja, kedatangan mereka di Malaka dinilai sebagai kesan negatif daripada tujuan awal mereka untuk mempromosikan agama.

Di pihak Katolik, Mattiussi yang merupakan seorang biarawan Italia mengaku bahwa ia ditugaskan oleh Paus untuk berlayar dari Padua ke Sumatra sebelum akhirnya tiba di Jawa dan Banjarmasin. Misi ini dimulai pada 1318, dan berakhir dengan kembalinya melalui darat di seluruh China, Vietnam, serta Eropa pada tahun 1330. Dalam catatan yang dibuatnya, ditulis juga pola kerajaan Jawa yang memiliki Hindu-Buddha, seperti di Majapahit. Misi ini dianggap sebagai misi perintis, yang karena misi Gereja Katolik dapat memiliki informasi tentang kondisi Asia, yang pada saat itu sama sekali tidak mempengaruhi agama Katolik di benua itu.

Ketika pendudukan Malaka pada tahun 1511 oleh Portugis, misi Katolik segera tiba di daerah tersebut. Salah satu yang paling terkenal dan penting dalam perkembangan sejarah gereja di Indonesia adalah Francis Xavier. Ketika Portugis diusir dari Ternate pada 1574, banyak umat Katolik di daerah itu yang terbunuh atau dipaksa masuk Islam. Pada 1605, umat Katolik yang masih tetap dipaksa lagi untuk merangkul sekolah baru, yaitu Protestan. Baru pada tahun 1808 di bawah kepemimpinan Daendels, umat Katolik diberi kebebasan untuk mengakui agama mereka sendiri.

Kembali menelusuri sejarah gereja Kristen ketika pada tahun 1972, penduduk asli Bali bernama Wayan Mastra masuk agama Kristen ketika ia bersekolah di sekolah Kristen di pulau Jawa. Ia kemudian menjadi ketua GKPB dan memulai proses Balinisasi, di mana ia mencoba membuat gereja-gereja Kristen di Bali menjadi lebih terbuka terhadap budaya Bali, Bali mengikuti gereja Katolik yang sudah melakukan hal seperti itu.

Sejarah Gereja di Indonesia, khususnya gereja Katolik kembali berubah ketika pada tahun 1896, seorang imam dari Belanda bernama Frans van Lith datang ke Muntilan, Jawa Tengah. Awalnya, apa pun yang ia coba tidak berakhir dengan baik, tetapi akhirnya pada tahun 1904 ada empat pemimpin kota yang datang dari Kalibawang datang ke rumahnya dan meminta pengajaran tentang agama yang telah ia bawa. Pada 15 Desember di tahun yang sama, 178 orang dibaptis di daerah Jawa Semagun. Selain itu, Van Lith juga mendirikan sekolah bagi para guru di Muntilan di mana sekolah tersebut bernama Normaalschool pada tahun 1900 dan berubah menjadi Kweekschool pada tahun 1904. Pada tahun 1911, Van Lith mendirikan kembali Seminari yang mencetak orang-orang penting dalam sejarah Katolik Indonesia. , FX Satiman SJ, Albertus Soegijapranata SJ, dan Adrianus Djajasepoetra SJ.

Gereja Kristen itu sendiri, meskipun agama tetap menjadi minoritas di banyak daerah, tidak berhenti menyebarkan ajarannya. Sehingga pada tahun enam puluhan, banyak penganut komunisme dan orang-orang China beralih ke agama Kristen karena jargon mereka anti-komunis dan anti-Konfusianisme. Pada periode ini juga mulai banyak dilakukan sekolah-sekolah Kristen yang mengajarkan tentang agama. Hingga saat ini, Gereja Kristen masih berusaha tumbuh lebih cepat daripada perkembangan sebelumnya.

Uskup pertama gereja Katolik Indonesia adalah Albertus Soegijapranata SJ yang diangkat pada tahun 1940. Delapan tahun kemudian pada 20 Desember, dua pengikut bernama Sandjaja dan Hermanus Bouwens tewas di sebuah desa yang disebut kembar, yang pada akhirnya Sandjaja dinilai adalah martir Katolik Gereja di Indonesia, Beberapa pahlawan terkenal Indonesia yang juga beragama Katolik seperti Agustinus Adisucipto, Ignatius Slamet Riyadi, dan Josh Soedarso. Mungkin fakta-fakta ini juga yang membuat sejarah gereja di Indonesia, khususnya Gereja Katolik berkembang sangat pesat. Meski begitu, pada 1990-an dan awal 2000 ada kerusuhan yang menargetkan umat Katolik dan Kristen. Untung pada waktu itu, Abdurrahman Wahid yang menjadi pemimpin Nahdlatul Ulama mampu menekan antipati yang ada di antara pihak-pihak dengan agama yang berbeda itu.

0 Response to "Sejarah Keberadaan Gereja di Indonesia - Tempat Ibadah Orang Kristen"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel